Tanpa sadar, setiap hari kita mengonsumsi produk-produk yang mengandung pemanis buatan. Bahan ini hadir hampir di berbagai produk konsumsi rumahan, mulai dari minuman, kue, permen karet, hingga pasta gigi.
Meski pemanis buatan adalah pengganti gula sintetis, namun bisa saja berasal dari bahan alami. Bahan alami yang biasa dijadikan pengganti gula berasal dari tumbuhan atau bahkan gula itu sendiri. Rasa manis yang dimiliki oleh pemanis buatan bisa berkali-kali lipat dari gula. Yang termasuk jenis pemanis buatan antara lain adalah sakarin, aspartam, dan sukralosa.
Sejak awal kehadirannya, pemanis buatan telah menuai kekhawatiran berbagai pihak. Efek toksik yang mungkin ditimbulkannya dikatakan dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan. Kanker, stroke, bayi lahir dengan berat badan rendah, tekanan darah tinggi, muntah, pusing, obesitas, dan penyakit jantung adalah sederet kondisi kesehatan yang dikaitkan dengan pemakaian pemanis buatan.
Manfaat Positif Pemanis Buatan
Meski sering dijadikan kambing hitam atas timbulnya berbagai penyakit, pemakaian pemanis buatan kian luas. Pengganti gula ini sendiri kerap dipakai karena sering dianggap memberikan efek positif bagi kesehatan. Beberapa kondisi yang mungkin terbantu dengan adanya pemanis buatan, antara lain:
- Diabetes
Salah satu keunggulan pemanis buatan dibandingkan dengan gula adalah tidak menimbulkan kenaikan kadar gula darah. Berbeda dengan gula, pemanis buatan bukanlah karbohidrat. Karena keunggulan inilah pemanis buatan sering direkomendasikan bagi para penderita diabetes.
Meski sering dijadikan rujukan, pemakaian pengganti gula tetaplah tidak bisa sembarangan. Penderita diabetes yang hendak mengganti asupan gula dengan pemanis buatan disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gizi.
- Kelebihan berat badan atau obesitas
Manfaat lain yang bisa diperoleh dari pemakaian pemanis buatan yaitu tidak menyebabkan kenaikan berat badan, mengingat kandungan kalori di dalam bahan ini nyaris tidak ada. Jika dibandingkan dengan gula biasa, tentu kandungan kalori dalam bahan pengganti gula jauh lebih sedikit.
Namun pada kenyataannya, pemakaian pemanis buatan untuk menjaga atau menurunkan berat badan masih menjadi tanda tanya. Terdapat beberapa penelitian yang menemukan bahwa bahan ini justru bisa menaikkan berat badan. Tapi penelitian tersebut masih belum sepenuhnya lengkap, karena belum ditemukan penjelasan ilmiah dari klaim tersebut.
Meski memiliki keunggulan rendah kalori sehingga baik untuk diet menurunkan berat badan dan aman bagi penderita diabetes, pemakaian pemanis buatan juga harus tetap mengikuti rambu-rambu aturan pakai yang jelas. Salah satu yang harus diperhatikan dengan saksama adalah bahan-bahan lain dari minuman atau makanan yang memakai gula buatan. Pastikan produk pemanis buatan yang kita konsumsi sudah melewati uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Setidaknya ada sejumlah pemanis buatan yang disetujui oleh BPOM, antara lain adalah sakarin, acesulfame, aspartame, neotame, dan sucralose. Selain bahan-bahan tersebut, stevia yang merupakan pemanis alami rendah kalori juga bisa dipakai sebagai pengganti gula.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pemanis buatan bukan lagi merupakan langkah alternatif yang sehat sebagai pengganti gula. Cara terbaik untuk mempermanis makanan dan minuman adalah dengan buah segar atau buah beku. Beberapa pemanis alami yang dianggap baik sebagai pengganti gula, yaitu stevia, madu, dan sirup maple.
Produk dengan pemanis buatan dianggap aman bagi gigi, karena dapat membantu menurunkan risiko terkena gigi berlubang. Namun, jika gula buatan terkandung di dalam minuman bersoda, maka tetap saja tidak aman bagi gigi, sebab zat asam di dalam soda dapat menyebabkan pengikisan email gigi.
Yang harus diingat adalah tidak semua makanan atau minuman yang menggunakan pemanis buatan sebagai pengganti gula, berarti lebih sehat. Perhatikan pula komposisi keseluruhan dari bahan makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Comments
Post a Comment